Senin, 23 Oktober 2017

Tiga Periode Keberlangsungan Buddha Dharma


Tiga Periode Keberlangsungan Buddha Dharma

Di dalam “Ren Wang Bo Re Jing Shu” tercantum bahwa Buddha Sakyamuni menjelaskan pada kita makna dari tiga periode keberlangsungan Ajaran Buddha yakni Periode Dharma Sejati (Saddharma),  Periode Dharma Mirip (Saddharma-pratirupaka) dan Jaman Berakhirnya Dharma (Saddharma-vipralopa).

Apa yang dimaksud dengan Periode Dharma Sejati? Ada orang yang memberi ceramah Dharma, yakni Buddha Sakyamuni membabarkan Buddha Dharma, ada orang yang mau mendengarnya, ada orang yang mengamalkannya sesuai dengan Dharma, ada orang yang mencapai tingkatan kesucian, inilah yang dimaksud dengan Periode Dharma Sejati.

Sedangkan yang dimaksud dengan Periode Dharma Mirip, ada yang memberi ceramah, tetapi tidak ada yang mencapai tingkatan kesucian, dengan perkataan lain, dia mengamalkan ajaran tetapi tidak sanggup melepaskan, tetap saja berputar di lingkaran enam alam tumimbal lahir, oleh karena dia menimbun kebajikan sehingga terlahir ke Alam Surga baik di Kamaloka, Rupaloka maupun Arupaloka, tetapi tetap saja tidak bisa keluar dari enam alam tumimbal lahir.

Andaikata ada yang memberi ceramah Dharma, juga ada orang yang mau mendengarnya, tetapi tidak tercerahkan, ini disebut sebagai Jaman Berakhirnya Dharma. Apabila tidak ada lagi orang yang memberi ceramah, maka ini disebut Periode Lenyapnya Buddha Dharma.

Ajaran Buddha Sakyamuni akan berlangsung selama 12 ribu tahun, dengan pembagian sebagai berikut, Periode Dharma Sejati berlangsung selama seribu tahun, Periode Dharma Mirip juga berlangsung selama seribu tahun, Jaman Berakhirnya Dharma berlangsung selama 10 ribu tahun. 

Kini kita berada di dalam Jaman Berakhirnya Dharma, namun andaikata dalam periode ini masih ada orang yang memberi ceramah, ada yang mau mendengar, ada yang serius melatih diri, ada yang melafal Amituofo terlahir ke Alam Sukhavati, maka ini masih boleh disebut sebagai Periode Saddharma, yakni Periode Dharma Sejati di dalam Jaman Berakhirnya Dharma; apabila tidak ada lagi orang yang memberi ceramah, maka merupakan periode lenyapnya Dharma.  

Ini merupakan ucapan yang bagus, kita harus mengingat bahwa apa yang dimaksud dengan Periode Dharma Sejati, Periode Dharma Mirip dan Jaman Berakhirnya Dharma, adalah tergantung pada orangnya dan bukan tergantung pada waktu. Maka itu segala Dharma tak terpisahkan dari jiwa sejati.      

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 Oktober 2011


佛在《仁王般若經疏》上曾經說過,為我們解釋正法、像法、末法。什麼是正法?有說法的人,佛說法,釋迦牟尼佛當年在世,佛說法,有聽經的人,有依照經教修行的人,有證果的人,這叫正法。有講的、有學的、有證果的,開示是佛的事情,有悟的、有入的,正法。

如果說有開示的,有佛說法,有悟的,沒有入的,這叫像法,沒有證果的;換句話說,他悟性很高,他沒有放下,還是搞六道輪迴。他也能夠修善積德,在六道輪迴裡面生天道,欲界天、色界天、無色界天,出不了六道輪迴,這像法。如果有人講經,也有人聽經,但是沒有開悟的,當然更沒有契入的,這叫末法。講經的人沒有,那就叫滅法,佛法就滅了。

這個說得好!釋迦牟尼佛的法運一萬二千年,是正法一千年,像法一千年,末法一萬年。我們今天在這三個時期裡面我們是末法,如果我們這裡有說、有聽、有真正修、有真正念佛往生的,正法,末法裡面的正法;如果是講經的人都沒有了,那就是滅法了,不是末法,滅法。這個說得好,我們要記住。由此可知,所謂正法、像法、末法在人,不在時間。這正是一切法不離自性,「法外無心,心外無法」,這佛常講的。

文摘恭錄 淨土大經科註  (第十集)  2011/10/8