Minggu, 31 Desember 2017

Pendidikan Hukum Karma 09



Pendidikan Hukum Karma Menyelamatkan Hati Manusia
Bagian 9

5. Sebab Akibat tidak kosong (benih karma tidak rusak) :
Sutra menyebutkan :
“Meskipun melewati ratusan bahkan ribuan kalpa,
benih karma yang ditanam takkan musnah,
ketika benih karma bertemu dengan faktor pendukung,
buah akibatnya tetap diterima diri sendiri”.   

Benih karma baik dan karma buruk yang kita perbuat akan tertanam di dalam ladang kesadaran atau gudang kesadaran atau kesadaran ke-8 atau Alaya-vijnana. Alaya-vijnana ibarat sebuah gudang yang besar, benih karma yang tersimpan di sini selamanya takkan hilang, selamanya juga takkan berubah kadarnya, masalah ini sungguh rumit! Ini adalah benih karma.

Tak peduli sudah melewati beratus-ratus bahkan beribu-ribu kalpa lamanya, waktu yang begitu panjang sekali, namun begitu bertemu dengan faktor pendukung, benih karma ini akan berbuah, buah akibat ini pasti akan diterima oleh diri sendiri. Harus menanti hingga sudah berbuah, barulah benih karma ini sirna. Karena itu, selama masih berada di enam alam tumimbal lahir, anda takkan bisa lolos dari balasan karma. Maka itu hanya orang sesat dan ceroboh barulah berani menciptakan karma, Bodhisattva yang tercerahkan pasti takkan berani menciptakan karma.  

Hukum Sebab Akibat takkan meleset sama sekali, meskipun telah mencapai KeBuddhaan, masih tetap harus menanggung buah akibat karma buruk. Buddha Sakyamuni ketika berusia lanjut, menderita sakit pinggang yang parah, penyebabnya adalah pada masa kehidupan lampau, kalpa yang jauh sekali, beliau adalah seorang Pegulat.

Oleh karena dikelabui lawannya sebanyak dua kali, dia menyimpan dendam di dalam hati, ketika sedang bertanding, dia mematahkan tulang pinggang lawannya hingga menemui ajal.

Karma buruk yang ganas ini, mengakibatkan dia berusia pendek dan mati dini, setelah meninggal dunia jatuh ke Neraka menjalani siksaan berat; setelah keluar dari Neraka beralih ke alam penderitaan lainnya untuk menjalani sisa hukuman; usai itu bertumimbal lahir ke Alam Manusia, setiap kelahirannya menderita sakit pinggang sebagai sisa hukumannya.  

Bahkan setelah melewati kalpa yang lama dan jauh sekali, sampai pada satu masa kehidupan dimana beliau telah mencapai KeBuddhaan, sisa balasannya masih belum tuntas, masih menerima siksaan sakit pinggang.

Buddha Sakyamuni masih menampilkan bentuk balasan karma buruk lainnya, suatu hari kaki Sang Buddha menderita luka karena tertusuk oleh serpihan kayu, ini juga merupakan sisa balasan dari masa kehidupan lampau dimana beliau menggunakan tombak untuk menusuk dan melukai kaki orang lain.    

Suatu kali pula Sang Buddha sedang menjalani masa varsa (pali:vassa) selama tiga bulan lamanya dan kehabisan persedian pangan, sehingga terpaksa mengkonsumsi makanan yang biasanya diberikan pada kuda.

Ini dikarenakan pada masa kehidupan lampau, ketika Buddha Vipasyin membabarkan Dharma di dunia, dia menjadi pemimpin aliran luar, oleh karena sirik melihat banyak orang memberi persembahan kepada Buddha Vipasyin, sehingga menfitnah bahwa Buddha Vipasyin hanya pantas mengkonsumsi makanan kuda. Sisa balasan atas Vaci-kamma (perbuatan yang dilakukan melalui ucapan) ini, mengakibatkan Buddha Sakyamuni pada satu masa kehidupan ini harus mengkonsumsi makanan kuda selama tiga bulan.  

Raja Virudhaka dari Kerajaan Kosala, ketika menyerang Suku Sakya, Buddha Sakyamuni menghalanginya sebanyak tiga kali, namun akhirnya juga tak berdaya menghindarkan pertumpahan darah Suku Sakya. Saat itu Buddha Sakyamuni menderita sakit kepala selama tiga hari, ini dikarenakan pada masa kehidupan lampau, beliau menggunakan tongkat untuk memukuli kepala seekor ikan besar sebanyak tiga kali.

Dari sini dapat dilihat bahwa Sebab Akibat tidaklah semu, meskipun telah mencapai KeBuddhaan juga tidak dapat menghindarinya. Lantas bagaimana pula dengan praktisi yang melatih Pintu Dharma Tanah Suci yang terlahir ke Alam Sukhavati? Apakah setelah terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, hutang karma membunuh orang lain dianggap lunas begitu saja, tak perlu bayar lagi? Hutang uang di masa silam tidak perlu dilunasi lagi? Bukan begitu!

Dosa berat boleh ringan balasannya, tetapi tidak mungkin tidak ada balasannya sama sekali. Alam Sukhavati menyediakan lingkungan yang bagus buat kita melatih diri, sehingga kita memiliki waktu yang panjangnya tanpa batas, dapat melatih diri secara berkesinambungan sampai mencapai KeBuddhaan.

Buddha Amitabha membiarkan kita untuk sementara waktu tidak perlu menanggung beban hutang karma, tetapi tidak bilang kalau hutang karma kita sudah dihapus, ini adalah tidak mungkin. Kelak setelah kita mencapai KeBuddhaan di Alam Sukhavati, kemudian menuju ke penjuru alam lainnya menyelamatkan para makhluk, ketika karma buruk yang kita perbuat pada masa silam itu masak, tetap harus menerima balasannya. Hanya saja waktu itu anda telah mencapai KeBuddhaan, terhadap Hukum Sebab Akibat telah memahaminya dengan jelas, sehingga hati jadi tak tergoyahkan, bebas dan leluasa, takkan karena hal ini jadi merasa risau dan sengsara.

Maka itu, praktisi yang melatih metode Tanah Suci mesti giat berusaha memutuskan kejahatan menimbun kebajikan, janganlah menganggap ada Buddha Amitabha jadi andalan kita, jadi berani melakukan kejahatan apa saja. Kalau anda tidak punya pengendalian diri dan berbuat jahat semaunya, kelak harus menderita kerugian besar!     

Hukum Sebab Akibat adalah kebenaran, merupakan fakta yang bergulir di dunia ini. Dan kenyataan ini tidak berada di kejauhan, namun terjadi di sekitar kita. Orang yang tidak percaya pada Sebab Akibat, tidak dapat melihat fenomena Sebab Akibat yang sedang terjadi di sekeliling kita.

Setelah dia yakin dan memahami Hukum Sebab Akibat, maka dia akan menemukan, benih sebab dan buah akibat sedang terjadi di sekitar kita, di antara manusia, peristiwa dan alam berserta isinya. Boleh dikatakan bahwa segala sesuatu tak terpisahkan dari Sebab Akibat.    


Dipetik dari Ceramah Master Chin Kung
Tanggal : 1 April 2016
Bertempat di :  Hong Kong Airport AsiaWorld-Expo
Kode Artikel : 32-137-0001


因果教育挽救人心
()

五、因果不空(業果不壞):經上說:「假使百千劫,所作業不亡,因緣會遇時,果報還自受。」我們所造的善惡業習種子落在阿賴耶識田之中,阿賴耶像一個大倉庫,業種子藏在這裡面永遠不會失掉,永遠不會變質,這個事情很麻煩!這是因,業因。哪怕經過百千劫那麼長久的時間,一旦遇到適當的助緣,這些業因還是會結成果報,這個果報就決定你要受。必須等待結成果報了,這些業因才會消失。因此,只要還在六道輪迴當中,你就逃不出因果報應。所以迷惑糊塗的人才敢造業,覺悟的菩薩決定不敢造業。

因果報應絲毫不爽,即使成佛了還是必須承受惡業的果報。釋迦牟尼佛晚年時腰痛得很厲害,原因是久遠的過去生中,有一世他曾經是個摔跤選手,由於受到對手的兩次欺騙,所以懷恨在心,比賽的時候就把對手的腰脊折斷致死。這個猛烈的惡業讓他那一生短命早死,死後墮在地獄受極苦的果報;出了地獄之後,備嘗其他惡道痛苦的餘報;再投生為人時,生生世世都遭受腰痛的餘報。乃至經過久遠劫之後,到了成佛這一世,餘報還沒有盡,還產生腰痛的苦報。

佛陀還示現受其他的惡報,有一次佛陀的腳被木片刺傷了,那是他過去生中以矛刺傷別人的腳的餘報。

有一次佛陀三個月的結夏安居當中斷糧,只能吃餵馬用的飼料。那是因為過去生中在毘婆尸佛的時代做外道領袖,由於嫉妒毘婆尸佛受到眾人的供養,所以批評說佛只配吃馬吃的飼料。這個口業的餘報,造成釋迦牟尼佛這一生吃了三個月的馬糧。

憍薩羅國的琉璃王攻打釋迦族的時候,佛陀三次阻止,還是無法避免釋迦族的劫難。那時佛陀頭痛了三天,這是因為過去生中,他用棍子敲打一條大魚的頭三下的緣故。

由此可見因果不虛,即使成佛之後也不能避免。那麼修行淨土法門而往生極樂世界的人如何呢?是否往生淨土之後,以前殺人的就可以不用償命,以前欠債的就可以不用還錢了呢?不是的!重罪可以輕報,但是不可能不報。極樂世界是提供我們一個很好的修行環境,讓我們有無限長的時間,可以一直修行到成佛。阿彌陀佛讓我們暫時不用償還惡業,但是可沒說把我們的惡業都消掉,那是不可能的。將來我們在極樂世界成佛之後,到他方世界度眾生,過去所造的惡業成熟時,還是要承受惡業帶來的惡報。只是那個時候你已經成佛了,對於這些因果報應了然於心,所以內心是如如不動、解脫自在的,不會因此而感到憂苦。所以,修淨土的人也要努力斷惡修善,不要以為有極樂世界阿彌陀佛做依靠就有恃無恐,肆無忌憚。你如果放逸造業,以後是要吃大虧的!

因果法則是真理,是世間運行的事實真相。而這些事實真相不在遠方,就發生在我們的身邊。不相信因果的人,看不到身邊正在發生的因果現象。一旦他明白了因果法則之後,他就會發現,因果報應就發生在自己周邊的一切人事物當中。可以說,一切都不離開因果。

文摘恭錄 :
因果教育挽救人心—二O一六年清明祭祖法會談話  (共一集)  2016/4/1  香港機場亞洲博覽館  檔名:32-137-0001